Life

3 Properti Selebrasi yang Tidak Baik bagi Bumi dan Alternatif Penggantinya 

Melepas balon, lentera, atau kembang api ke udara menawarkan kemeriahan yang semu, dan potensi bahaya yang besar bagi manusia, margasatwa, dan juga lingkungan.

Written by
Vania Evan
Published
June 18, 2023

Maksud hati ingin selebrasi, tapi ternyata bisa jadi senjata makan tuan dan berbahaya bagi bumi… Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) baru saja menanggung akibat dari ekspresi manusia dalam merayakan momen penting dalam hidupnya. Akibat foto prewedding menggunakan flare, kurang lebih 504 hektar hangus terbakar, tanaman endemik rusak, bahkan enam desa di Kecamatan Sukapura, Probolinggo juga jadi kesulitan mendapat air bersih.

Memang, kebakaran ini tidak disengaja oleh pihak mana pun. Pihak yang terlibat juga saling tunjuk-tunjukkan di hadapan hukum. Setelah wedding organizer ditetapkan jadi tersangka, pasangan yang melakukan foto prewedding pun menyalahkan ketiadaan sistem keamanan bagi pengunjung di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 

Angin yang bertiup kencang juga punya kontribusi. Ditambah lagi rumput yang sudah sangat kering sehingga mudah terbakar. Sungguh kombinasi maut yang meningkatkan potensi kebakaran. Kebakaran ini diperparah karena tumpukan biomassa yang ada di sekitar TNBTS, juga kebakaran beberapa hari sebelumnya yang terjadi secara alami di satu area yang sama dengan titik mulai munculnya api. Banyak faktor yang menjadikan kebakaran ini terjadi, namun kasus ini bisa menjadi contoh bahwa ada beberapa properti selebrasi yang seharus tidak digunakan lagi, supaya momen bahagia kita tidak harus menjadi menyedihkan bagi lingkungan. Berikut beberapa di antaranya. 

Melepas balon ke udara

Balon yang kita lepaskan ke udara tidak akan terbang selamanya. Akan ada hari di mana ia turun kembali ke tanah, laut atau wilayah perairan lainnya kemudian menjadi sampah. Berhubung kita tidak dapat mengontrol arah terbangnya, besar kemungkinan balon-balon tersebut akan mendarat di tempat yang tidak semestinya.

Sampah balon ini juga sering dilaporkan termakan oleh hewan. Bahkan, pelepasan balon sempat mengakibatkan ledakan di Tanjungbalai, Sumatera Utara pada bulan Februari 2023. Bagaimanapun, balon mengandung gas yang bersifat mudah terbakar.

Kembang api

Selain menghasilkan polusi suara karena dentuman ledakannya, kembang api yang disulut juga menghasilkan beberapa senyawa berbahaya seperti sulfur dioksida (SO2), karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), dan senyawa-senyawa lainnya. Ketika terlepas ke udara dalam jumlah banyak, senyawa-senyawa ini akan mempengaruhi kualitas udara yang kita hirup juga. 

Perayaan Diwali di India salah satu contohnya. Setelah menggunakan banyak sekali kembang api, India diselimuti kabut yang diteliti, beracun. Kualitas udaranya bahkan melewati 18 kali lipat batas wajar. Belum lagi potensi kebakaran yang juga mungkin timbul jika kembang api ditembak ke arah yang tidak tepat, serta kemungkinan rusaknya habitat margasatwa.

Lentera

Dampak pelepasan lentera bagi lingkungan kurang lebih sama dengan balon gas yang dilepas ke udara. Ketika apinya padam, ia akan jatuh entah di mana. Tapi nggak ada yang bisa jamin juga sih, kalau ketika lentera ini jatuh, apinya sudah padam. Kalau masih menyala, tentu berpotensi menimbulkan kebakaran jika lentera ini berakhir di area yang mudah terbakar.

Kerangka lentera yang umumnya terbuat dari kawat atau bambu pun beresiko membahayakan hewan atau manusia. Sudah ada beberapa insiden kebakaran juga yang terjadi gara-gara lentera. Mulai dari terbakarnya pabrik daur ulang Smethwick di Inggris pada tahun 2013, terbakarnya toko di India yang menjalar ke rumah warga dan melukai belasan orang pada 2017, serta terbakarnya kebun binatang di Jerman pada tahun 2020.


Alternatif properti selebrasi yang lebih ramah lingkungan

Meski belum banyak digunakan, ada beberapa cara alternatif untuk memeriahkan acara. Misalnya dengan pistol gelembung, origami kertas yang diterbangkan, atau confetti dari bunga-bunga atau material yang mudah terurai lainnya.

Opsi-opsi alternatif ini memang belum banyak beredar di pasaran. Tapi untuk mencegah kasus serupa kebakaran Bromo, mencari atau membuat properti-properti selebrasi barusan layak diperjuangkan.

Kembang api, balon, dan lentera mungkin menambah kemeriahan, tapi seringkali mereka hanya berakhir di galeri foto kita. Ketahanan kemeriahan yang ditimbulkannya berumur sangat pendek, tapi banyak yang bisa berpotensi terdampak. Lagi pula kalau kita ingat-ingat lagi, bukankah acara yang berkesan di hati seringkali bukanlah acara yang penuh kembang api, melainkan acara yang dihadiri orang-orang yang kita sayangi?